Hari-hari di tanah rantau memang berat. Sudah hampir sebulan aku di Jakarta, tepatnya di daerah kawasan industri Pulogadung. Bayangan pertama yang terbersit di benakku adalah Jakarta kota keras dimana hanya orang yang memiliki fisik maupun mental bajalah yang mampu berjuang hidup di ibukota Indonesia ini
Diawali ketika aku nenginjakkan kaki untuk kesekian kalinya di Kota Jakarta setelah 5 Tahun yang lalu, membuatku begitu pangling dengan kondisi bandara SOTA yang merupakan bandara International ini. Ketika turun dari tubuh BURUNG BESI ini aku bagai orang kampung yang baru menginjakkan kaki di kota, tengok kanan tengok kiri sambil mengekor penumpang yang lain menyusuri jalan keluar menuju pengambilan bagasi. parahnya ketika ditengah perjalanan menuju ruang pengambilan bagasi tiba-tiba sahabat kecilku sedang tidak berkompromi, bagaimana tidak sejak kebarangkatan yang didelay 2 jam di Makassar membuat ku harus menahan kantung kemihku untuk merasakan kebebasan mengeluarkan hasil eksresi cairan tubuh ini. kembali ke cerita, akupun bertanya kepada petugas bandara "maaf pak tolietnya dimana ya?" dengan wajah agak ketus si petugas berkata " disana mas, balik lagi aja". Busyet dah itu tulisan TOILET segede itu aku tidak melihatnya!!! betapa malunya diriku...ohhhh (sambil gigit kuku jempol). Setelah puas menunaikan hajatku akupun kembali menuju ruang bagasi dan mengambil barang bawaan ku yang konon kata temanku "woee lu mau pindahan kos!??" mau gimana lagi aku ini orangnya selalu prepare untuk hal-hal yang berkaitan dengan si BOLANG (maksudnya perjalanan). TULILULIT....TULILULIT... wah bunyi hp berdering nampak nama kontak "om RONI". "asril ngana so dimana??, kalo so keluar nnti ambe DAMRI jurusan RAWAMANGUN...nanti om RONI jemput disitu ??" akupun membalas "ya om RONI saya so mau keluar ini, ok nanti saya cari", gila aku baru pertama kali melakukan perjalan sendiri dari bandara ke RAWAMANGUN terus om ku tidak menjemput, goblok nya lagi aku pake bilang "OK NANTI SAYA CARI" mau cari apa loo? dengan modal nekat, ya memang harus nekat orang aku mah sudah gede. emangnya anak mama apa pake minta di jemput.
Dalam hati berkata "woe mata liar...fokus....jangan sampe lu dihipnotis.." busyet dah pikiran ku macam kucing takut kena air saja. selangkah keluar dari dalam bandara langsung para sopir haus penumpang menghampiri bagaikan harimau yang seakan ingin menerkam mangsanya "bang mau kemana...??sini dulu bang..." yang lain "bang ojek bang". WOEEEE.....lu pikir gua abang lu apa...sambil membayangkan cara mereka menawarkan jasa seperti para sales telepon rumah yang biasanya nongkrong di depot pengisian BBM yang bicaranya selangit tapi ujungnya bohong gede. gua bayangin kalo seadainya mereka beradu promosi pelayanan transportasi sambil memperlihatkan kelebihan kendaraan mereka masing. mungkin saja yang satu mobilnya pake tempat tidur springbath layaknya hotel bintang 7 (sori mksudnya bintang 5), terus yang satunya tidak mau kalah dan memperlihatkan kelebihan mobilnya dengan keunggulan memiliki kecepatan seperti F1 tapi tampilan VW udah gitu ceper pula...waduh parah deh...
Setelah lama berjalan dalam pencarian akhirnya kutemukan juga loket penjualan tiket Damri tujuan RAWAMANGUN. Tidak lama berselang BMW (maksudnya Damri..boleh menghayal dikitlah) ku pun parkir tepat di depan, tanpa BABIBU langsung terjadi persaingan perebutan posisi no 1 di dalam bis (maksudnya tempat duduk kale)...bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar